Konsentrasi adalah suatu hal atau kemampuan untuk memusatkan perhatian pada suatu objek dan menyampingkan hal-hal yang tidak diperlukan. konsentrasi dibutuhkan oleh setiap individu dalam melaksanakan kegiatan apapun, baik itu kegiatan fisik ataupun nonfisik seperti berpikir atau mengerjakan tugas. Menurut penelitian Salsabila et al. (2023) konsentrasi manusia mulai menurun pada rentang tahun 2000 – 2015. Penurunan konsentrasi tersebut dikarenakan adanya perkembangan teknologi informasi yang menyebabkan penurunan durasi fokus. Penurunan konsentrasi pada manusia dapat diantisipasi dengan meningkatkan konsentrasi kembali. Peningkatan konsentrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti olahraga dan latihan fokus, selain itu asupan makanan yang baik dan bernutrisi juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi (Udhayanasari, 2023).
Makanan yang dapat meningkatkan konsentrasi terdapat berbagai macam seperti sayur-sayuran, coklat, rempah-rempah, seafood, serta kacang-kacangan atau biji-bijian. Sayuran merupakan salah satu makanan yang baik dalam meningkatkan konsentrasi karena memiliki kandungan nutrisi yang baik seperti vitamin, magnesium, seng, asam lemak, serta protein. Penelitian yang dilakukan oleh Ariani et al. (2021) menyebutkan bahwa asupan protein, magnesium, iodium, dan seng dapat mempengaruhi fungsi kognitif menjadi lebih baik. Akan tetapi, tidak semua individu suka atau bisa mengkonsumsi sayur-sayuran, sehingga dapat mencoba alternatif makanan lain agar peningkatan konsentrasi tetap bisa dilakukan. Salah satu alternatif yang baik dan dapat dibilang lebih praktis adalah dengan mengkonsumsi mikroalga jenis spirulina. Hal ini dikarenakan nutrisi 1 kg spirulina setara dengan nutrisi sayur-sayuran sebanyak 10 kg (Ravi et al., 2010).
Spirulina dapat menjadi alternatif sayur-sayuran dalam meningkatkan konsentrasi karena memiliki kandungan nutrisi yang baik bahkan lebih baik dari sayur-sayuran. Nutrisi yang terkandung di dalam spirulina antara lain protein, asam lemak essensial, vitamin, mineral, serta antioksidan (Armelia et al., 2023). Kandungan protein di dalam spirulina terbilang cukup tinggi yaitu sekitar 60 – 70% sehingga dapat membantu dalam mempengaruhi fungsi kognitif. Selain itu spirulina juga memiliki kandungan asam lemak yang terdiri dari omega-3 dan omega-6 yang dapat membantu meningkatkan konsentrasi. Hal ini dikarenakan asam lemak omega-3 terutama DHA (asam dokosaheksaenoat) membantu memelihara struktur sel-sel saraf dan meningkatkan transmisi sinyal saraf (Derbyshire, 2018). Selain itu kandungan antioksidan dalam spirulina seperti fikosianin dan beta-karoten membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif yang dapat meningkatkan kognisi dan fokus atau konsentrasi.
