Spirulina sebagai Makanan untuk Masa Depan

Ganggang biru-hijau (Cyanobacteria) merupakan salah satu bentuk kehidupan paling primitif di bumi. Karakteristik ganggang tersebut seperti tanaman hijau pada umumnya, karena memiliki kemampuan untuk fotosintesis. Menariknya, ganggang ini mengandung membran seluler gula kompleks seperti glikogen. Salah satu jenis ganggang biru-hijau yang dapat dikonsumsi adalah spirulina. Spirulina telah digunakan sebagai makanan selama ribuan tahun yang lalu.

Spirulina berperan penting dalam memenuhi nutrisi manusia maupun hewan. Spirulina mengandung protein yang tinggi (60-70%), vitamin dan mineral yang dapat digunakan sebagai suplemen bagi anak-anak kekurangan gizi di negara berkembang. Budidaya Spirulina dapat dilakukan baik di air tawar dan air limbah. Spirulina yang ditanam di perairan bersih dan dalam kondisi yang dikontrol ketat dapat digunakan untuk nutrisi manusia, sedangkan yang tumbuh di air limbah digunakan sebagai pakan ternak dan menyediakan sumber bahan kimia dan bahan bakar. Sistem air limbah sangat berlaku di negara yang menghasilkan limbah dalam jumlah tinggi dan menimbulkan masalah lingkungan.

Kondisi lingkungan yang semakin buruk, tekanan mental dan fisik, perubahan pola makan menjadi faktor risiko yang serius bagi manusia sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit yang akut serta angka kematian lebih tinggi. Hal tersebut menjadi alasan mengapa tren progresif baru dikembangkan dalam pengobatan modern, farmakologi, bioteknologi dan obat-obatan tidak berbahaya yang lebih efektif sedang dicari untuk mencegah dan mengobati penyakit. Dalam pengembangan di bidang bioteknologi, spirulina telah digunakan sebagai makanan dan zat aditif pangan di bidang pertanian, industri makanan, farmasi, obat-obatan dan ilmu pengetahuan. 

Menurut Robi (2014), Spirulina platensis merupakan jenis mikroalga autotrof yang memiliki warna biru-kehijauan, dengan sel koloni berbentuk filament terpilin menyerupai spiral (helix) sehingga sering disebut dengan alga hijau-biru berfilamen. Spirulina sp. tumbuh secara alami di perairan yang bersifat alkali. Spirulina sp. telah digunakan sebagai makanan selama berabad-abad yang lalu dan baru ditemukan kembali dalam beberapa tahun terakhir. Spirulina sp. memiliki popularitas yang cukup tinggi di industri makanan sehat sebagai suplemen protein dan vitamin untuk diet akuakultur. Ganggang ini telah lama digunakan sebagai suplemen makanan oleh orang-orang yang tinggal di dekat danau alkali di mana ganggang tersebut ditemukan secara alami. Pada bidang perikanan dan peternakan, Spirulina digunakan sebagai bahan tambahan untuk pakan ikan, udang maupun unggas. Di antara beberapa spesies Spirulina, alga hijau biru Spirulina platensis lebih menarik perhatian karena menunjukkan kandungan nutrisi yang tinggi. Kandungan protein Spirulina platensis adalah 60 – 71 %, lemak 8%, karbohidrat 16%, klorofil-a 1,6%, fikosianin 18%, betakaroten 17%, asam linoleat dan vitamin 20 – 30% (Roby, 2014).

Spirulina saat ini termasuk dalam zat yang terdaftar oleh Food and Drug Administration negara Amerika Utara di bawah kelas Generally  Recognized  as  Safe (GRAS). Spirulina merupakan makanan pokok penting pada manusia dan telah digunakan sebagai pasokan makromolekul dan suplemen makanan pada manusia tanpa efek samping. Produk kering spirulina merupakan suplemen yang berharga dan memiliki beberapa efek terapeutik, seperti peningkatan sistem kekebalan tubuh dan pengurangan kolesterol darah, memiliki senyawa yang dapat melawan kanker dan peningkatan laktobasilus usus, serta pengurangan nefrotoksisitas. Berikut peran Spirulina pada tubuh manusia:

  1. Peran Spirulina pada Sistem Kekebalan

Mengonsumsi spirulina tidak hanya menyehatkan tubuh karena kandungan proteinnya yang tinggi, spirulina diharapkan menjadi imunomodulator yang efektif. Spirulina sp. dapat menghambat sifat anti inflamasi dengan melepas histamin dari alergi yang dibantu oleh sel mast (bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia yang bereaksi ketika terdapat benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh). Bahan aktif yang ditemukan pada Spirulina untuk aktivitas antiinflamasi adalah fikosianin, pigmen yang ditemukan pada alga biru-hijau. Spirulina mempercepat pembentukan sistem zat tubuh, (antibodi dan sitokin), memungkinkan untuk lebih tinggi untuk melindungi terhadap zat asing yang menyerang. Ilmuwan medis mengungkapkan bahwa Spirulina tidak hanya merangsang sistem, tetapi juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghasilkan sel darah baru.

  • Efek Antioksidan Spirulina

Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat menetralisir radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan dapat membantu tubuh dalam melawan radikal bebas. Antioksidan termasuk flavonoid, asam-lipoat, karotenoid dan lain-lain. Pada suatu penelitian menunjukkan bahwa Spirulina memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, baik secara in vitro maupun in vivo. Aktivitas antioksidan ini dipengaruhi oleh kandungan fikosianin pada Spirulina. Spirulina membantu untuk menemukan unsur-unsur radioaktif mengikat dan berguna untuk tubuh produk melawan radikal bebas.

Spirulina merupakan sumber makanan lengkap klorofil, fikosianin, dan karotenoid. Karotenoid memiliki aktivitas antioksidan dengan adanya cahaya. Karotenoid memiliki fungsi penting dalam metabolisme tubuh manusia, dapat menekan pertumbuhan sel kanker dengan cara menangkal radikal bebas. Menurut Budiardi et al., (2010), Spirulina megandung pigmen alami (beta karoten, klorofil, xantofil, fikosianin, zeaxanthin dan lutein) sehingga dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan sistem imun. Antioksidan meliputi karotenoid, flavonoid, dan polifenol terkait, asam -lipoat, glutathione, dll. Sumber antioksidan paling banyak untuk tubuh adalah sayuran dan buah-buahan. Penelitian terkini menunjukkan bahwa Spirulina memiliki berbagai manfaat kesehatan terkait dengan sifat terapeutik dan juga mampu bertindak sebagai inhibitor dan agen anti-inflamasi.

  • Aktivitas Antikanker

Suplementasi Spirulina sangat membantu dalam pencegahan dan pengobatan penyakit diabetes dan kanker. Perawatan utama yang dilakukan untuk melawan kanker adalah dengan cara kemoterapi, serta mengonsumsi obat sebagai pendukung untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker. Namun, aktivitas tersebut juga dapat mengancam kehidupan karena efek samping obat dan kemoterapi yang dapat menyebabkan rambut rontok, mual dan lain-lain.

Spirulina mengandung fitonutrisi yang cukup lengkap dan berpotensi sebagai agen antikanker yang efektif. Alga spirulina juga mengandung fikosianin, karotenoid  dan klorofil dengan kandungan tertinggi klorofil-a (Pirenantyo dan Limantara, 2008). Fikosianin diketahui dapat menghambat pertumbuhan koloni kanker. Karotenoid jenis-karoten berfungsi menghambat proliferasi sel dan menurunkan  resiko kanker. Klorofil merupakan fotosensitizer potensial  yang bertindak sebagai molekul interseptor dalam mencegah dan penyembuhan kanker seperti aktivitas  antiproliperatif,  antimutagen  dan penginduksian  apoptosis  pada  sel  kanker (Himalogista,  2013).

Kesimpulan

Spirulina diharapkan dapat menjadi makanan untuk masa depan, karena memiliki nilai nutrisi yang cukup tinggi. Peran Spirulina bagi manusia dan hewan sangat beragam, serta menjadi penyumbang oksigen terbanyak di bumi sehingga budidaya Spirulina diharapkan dapat membantu manusia dan bumi menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Seiring berjalannya waktu, limbah pada negara berkembang akan semakin banyak sehingga diharapkan air limbah yang dihasilkan penduduk dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan Spirulina untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bumi dan seisinya.

Referensi :

Budiardi, T., N. B. P. Utomo dan A. Santosa. 2010. Pertumbuhan dan Kandungan Nutrisi Spirulina sp. Pada Fotoperiode yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia., 9(2) : 146 – 156.

Himalogista. (2013). Mengenal Jenis Pigmen Alami dan Manfaatnya. Diakses 5 Februari 2022, Terdapat di: http://himalogista.ub.ac.id/mengenal-jenis-pigmen-alami-dan-manfaatnya/.

Monogar. M., N. Devaraj dan P. Mahalingam. 2020. A Review on Medical Properties on Spirulina and Their Futuristic Applications. Asian Journal of Biotechnology and Bioresource Technology., 6(4) : 1 – 11.

Pirenantyo, P. dan L. Limantara. 2008. Pigmen Spirulina Sebagai Senyawa Antikanker. Indonesian Journal of Cancer., 4 : 155 – 163.

Puri, A. D. dan I. P. Winata. 2019. Pengaruh Pemberian Ekstrak Spirulina terhadap Antikanker. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 1(1) : 103 – 108.

Robi, N. H. 2014. Pemanfaatan Ekstrak Tauge Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) sebagai Pupuk untuk Meningkatkan Populasi Spirulina sp (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Saranraj. P. dan S. Sivasakthi. 2014. Spirulina Platensis – Food for Future : A Review. Asian Journal of Pharmaceutical Science & Technology. 4(1) : 26 – 33.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Mungkin Anda Tertarik :

© 2020 PT Alga Bioteknologi Inodnesia, All right reserved.

WeCreativez WhatsApp Support
Hi sobat albi, CS kami akan menghubungi kamu ya!
👋 Hi, ada yang bisa kami bantu?
Cart
  • No products in the cart.