Spirulina platensis sebagai pangan fungsional masa depan Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Hal itu juga didorong dengan kebutuhan konsumen akan pangan terutama makanan fungsional yang melonjak. Sebagian orang beranggapan bahwa pangan (makanan pokok) dapat memenuhi kebutuhan tubuh serta memberikan efek baik pada kesehatan. Sedangkan di era modern makanan pokok tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, Oleh karena itu dibutuhkannya pangan fungsional yang tidak hanya menjadi sumber energi serta gizi, namun juga berdampak pada kekebalan tubuh serta meningkatkan sistem antibody. Pangan fungsional atau makanan fungsional biasanya dapat didapatkan dengan menambahkan bahan-bahan yang mengandung zat-zat yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh, tidak hanya pangan yang didapatkan secara alamiah namun juga penambahan zat-zat yang diperkaya ke dalam produk pangan.
Konsep pangan fungsional dipopulerkan oleh ilmuwan jepang yang menganalisa hubungan antara gizi, kepuasan sensori serta sistem modular fisiologis. Beberapa makanan fungsional yang mudah ditemukan seperti sereal fungsional, prebiotik dalam bentuk Yakult maupun margarin rendah kolesterol. Fakta yang perlu diketahui terkait pangan yaitu dunia mengalami Krisis pangan yang mengakibatkan Sebagian Masyarakat yang kurang beruntung berada dalam status kelaparan terutama di negara berkembang. Kasus kelaparan tersebut berdampak pada kekurangan gizi, protein, vitamin, mineral ,dsb. Hal tersebut memicu terserang salah satu penyakit umum yaitu penyakit kwashiorkor. Penyakit ini menyebabkan penderita akan mengalami pengecilan otot, perubahanan mental, anemia, diare hingga gangguan kulit yang akut. salah satu Solusi yang dapat diberikan dengan memberikan makanan fungsional yang mengandung protein tinggi.
Salah satu makanan fungsional yang mulai dipopulerkan dengan protein tinggi yaitu bahan pangan yang terbuat dari mikroalga Spirullina platensis. Mikroalga jenis Spirulina platensis ini mengandung sumber protein Tunggal (PST) serta sumber karotenoid, kloforil serta berbagai sumber mikronutrien yang dibutuhkan tubuh. Dengan protein sebesar 55-70% spirulina dipilih sebagai sumber makanan masa depan oleh International Association of Applied Microbiology, dengan berbentuk spiral (helix) mikroalga ini mengandung fikosianin tinggi (sebesar 20% berat kering ) yang dibutuhkan tubuh untuk antioksidan alami yang berfungsi mencegah terbentuknya radikal bebas. Spirulina platensis dapat dibudidayakan pada air tawar, air payau maupun air laut. Secara umum, spirulina diproduksi dalam berbagai bentuk seperti jus, tablet, maupun jus. Spirulina juga bisa berfungsi sebagai sumber makanan untuk kekebalan tubuh, Super Oxyde Dismute (SOD) bahkan beberapa rumah sakit memanfaatkannya untuk mendapatkan immunoglobin A (LGA) dan immunoglobin B (IgM) serta dapat menghambat pertumbuhan sel leukimia.