Dunia modern terus dibanjiri dengan produk kecantikan yang menawarkan kulit halus dan rambut indah. Namun, banyak dari produk tersebut mengandung bahan kimia keras yang dapat merusak kulit dan rambut seiring waktu. Akibatnya, semakin banyak orang yang beralih ke solusi alami seperti Spirulina untuk mempercantik diri. Spirulina, yang telah digunakan selama berabad-abad sebagai sumber makanan dan obat, kini semakin populer sebagai suplemen kecantikan alami berkat berbagai manfaatnya untuk kulit dan rambut. Saat ini, spirulina telah dimasukkan ke dalam berbagai produk perawatan kulit topikal, seperti pelembab, anti-kerut, anti-penuaan, dan penghilang jerawat. Selain itu, mikroalga ini digunakan oleh produsen kosmetik untuk meningkatkan perlindungan terhadap sinar matahari, mengatasi masalah pigmentasi kulit, dan menyembuhkan luka.
Spirulina adalah jenis ganggang biru-hijau yang kaya akan nutrisi, termasuk protein, vitamin, mineral, dan antioksidan. Asam lemak dalam spirulina, seperti asam linolenat α dan γ, menghambat metabolisme isoenzim tipe 1 dan memperbaiki tampilan kulit berminyak. Polisakarida dalam ekstrak alga ini merangsang pembelahan sel dan berkontribusi pada proses keratinisasi atau pembaruan stratum korneum. Vitamin, mineral, dan protein dalam alga juga membantu meningkatkan mikrosirkulasi dan hidrasi kulit. Oleh karena itu, ekstrak Spirulina sangat penting untuk meningkatkan karakter hidrolipidik, meregenerasi jaringan kulit, serta melindungi dan melembabkan kulit. Produk kosmetik yang kaya akan peptida dapat mencegah munculnya kerutan dan tanda-tanda penuaan. Seperti cyanobacteria lainnya, Spirulina mengandung beberapa senyawa bioaktif, terutama protein. Banyak peptida telah disaring, difraksinasi, dan dimurnikan dari ekstrak Spirulina untuk digunakan dalam aplikasi farmasi dan kosmetik (Gunes, et.al, 2017).
Spirulina adalah bahan alami dengan potensi besar dalam industri kecantikan. Dengan mengekstraksi, menambahkan, dan menggabungkan ekstrak Spirulina dengan bahan lain, kita dapat menciptakan berbagai produk kosmetik seperti masker peel off, masker gel, serum, krim jerawat, krim luka, pelembab, pembersih wajah, tonik rambut, dan bahkan minuman kolagen. Penelitian menunjukkan bahwa Spirulina efektif dalam penyembuhan luka berkat kandungan flavonoid dan triterpenoidnya yang memiliki sifat astringen dan antimikroba. Selain itu, ekstrak Spirulina terbukti meningkatkan pertumbuhan sel dan merangsang regenerasi jaringan berkat adanya phycocyanin dan karotenoid, yang mempercepat penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. Spirulina juga berdampak signifikan terhadap proliferasi dan migrasi fibroblas, sel yang menjaga kesehatan jaringan dengan mengeluarkan matriks ekstraseluler dan mengatur peradangan serta pembentukan bekas luka selama proses penyembuhan. Krim kulit dengan 1,125% ekstrak Spirulina dapat meningkatkan produksi kolagen dan respon imun sel kulit, menjadikannya bahan alami yang menjanjikan untuk produk kosmetik dengan manfaat besar bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Spirulina platensis juga memiliki sifat antioksidan kuat berkat aktivitas superoksida dismutase (SOD) yang tinggi, menjadikannya bahan ideal untuk aplikasi kosmetik, khususnya dalam penyembuhan luka, sengatan matahari, kemerahan, dan penuaan akibat sinar matahari (Rodriguez-Konsepsi, et.al 2018).
Sebuah tim peneliti Korea pada tahun 2017 menemukan bahwa penggunaan ekstrak Spirulina dalam penyembuhan luka dapat ditingkatkan dengan menggabungkannya dengan serat nano dari polikaprolakton (PCL). Serat nano ini biokompatibel, dapat terurai secara hayati, dan memiliki kemampuan penyerapan oksigen, drainase, dan pengendalian penguapan air yang sangat baik, sehingga ideal untuk regenerasi kulit. Kombinasi Spirulina-PCL meningkatkan penyembuhan luka dan regenerasi kulit dengan meningkatkan mekanisme antioksidan terhadap spesies oksigen reaktif (ROS) pada fibroblas di bawah tekanan oksidatif (Choi, et.al, 2017).
Penggunaan Spirulina dalam masker wajah, yang menggunakan bahan alami seperti Spirulina yang dibudidayakan khusus untuk meningkatkan kandungan phycocyanin, flavonoid, alkaloid, dan senyawa fenolik, menunjukkan sifat antiinflamasi dan antibakteri. Masker wajah Spirulina tidak sepenuhnya menghilangkan bakteri, tetapi mampu menunjukkan efek penghambatan yang serupa dengan obat antibakteri sintetik. Hal ini menjadikan Spirulina bahan kosmetik alami yang menjanjikan dengan aktivitas antibakteri tinggi terhadap patogen penyebab jerawat (Gevarson, et.al, 2020).