Isu lingkungan akhir-akhir ini menjadi isu yang populer dan menjadi sorotan banyak orang. Berbagai macam permasalahan lingkungan hingga kebencanaan terus dibahas sebagai isu yang pelik. Tidak hanya itu, pada tahun 2020, forum G20 dilaksanakan untuk membahas isu lingkungan, terutama permasalahan emisi yang kian hari terus meningkat yang menyebabkan peningkatan suhu global yang cukup drastis. Dikarenakan hal tersebut, pemerintah berbagai negara telah menetapkan berbagai peraturan untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan di negara mereka. Beberapa masyarakat juga turut serta memberikan kontribusi mereka dengan melakukan gerakan atau unjuk rasa mengenai permasalahan lingkungan mereka, mengawal kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan, hingga melakukan usaha atau merubah sistem industri mereka menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sejak beberapa tahun terakhir, usaha atau industri yang berkelanjutan dan minim limbah telah menjadi trend bagi kalangan masyarakat muda. Salah satunya adalah usaha atau industri mikroalga yang menjadi salah satu contoh kontribusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan membudidayakan mikroalga jenis tertentu. Biasanya, mikroalga yang digunakan adalah mikroalga jenis Spirulina sp. untuk menghasilkan produk sembari membantu memperbaiki lingkungan di sekitarnya. Dampak positif usaha atau industri ini dapat langsung dari proses selama budidayanya maupun tidak langsung dengan adanya produk-produk yang ramah lingkungan.
Spirulina sp. merupakan salah satu jenis dari mikroalga yang banyak dibudidaya dikarenakan memiliki berbagai macam manfaat, baik di bidang kesehatan, kosmetik, lingkungan, industri, hingga di bidang pertanian. Spirulina sp adalah salah satu jenis mikroalga golongan Cyanophyta atau alga hijau biru (blue-green algae) yang memiliki ciri selnya berbentuk spiral dengan panjang tertentu. Spirulina sp. memiliki kandungan protein yang tinggi serta dapat hidup di lingkungan dengan pH yang cukup tinggi atau disebut dengan lingkungan alkalin (lingkungan basa). Spirulina sp. juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti protein, vitamin A, vitamin B, vitamin K, kolin, folat, dan antioksidan. Spirulina sp. juga dapat menghasilkan metabolit-metabolit yang baik bagi lingkungan di sekitarnya, seperti senyawa flavonoid yang bersifat antibakteri. Spirulina sp. memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis sebagai karakteristik uniknya, sehingga dapat digolongkan sebagai organisme autotrof. Organisme autotrof adalah organisme yang mampu menghasilkan makanannya sendiri dengan adanya proses biokimia yang terjadi. Spirulina juga memiliki kapasitas adsorbsi yang tinggi, serta mampu mengikat dan mengadsorpsi logam berat.
Dampak yang dapat secara langsung dengan adanya budidaya Spirulina sp. ini adalah adanya penurunan CO2 dan logam berat, serta adanya peningkatan kualitas air dan O2. Karakteristik Spirulina sp. yang mampu berfotosintesis tersebut, menyebabkan ia dapat mengurangi CO2 dan emisi lain di lingkungannya dengan menjadikan emisi-emisi tersebut sebagai bahan untuk melalukan proses fotosintesis. CO2 dibutuhkan untuk proses fotosintesis sebagai bahan baku untuk membuat karbohidrat, biasanya dalam bentuk pati, untuk sumber energi dan produksi O2 yang bermanfaat bagi lingkungan. Selain itu, dengan kapasitas adsorbsi yang tinggi, serta kemampuannya dalam mengikat dan mengadsorpsi logam berat, Spirulina sp. dapat membantu proses reduksi logam berat pada suatu perairan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan Spirulina memiliki gugus fungsi yang mampu mengikat ion-ion logam dari logam berat, seperti logam berat timbal, tembaga, kromium, dan sebagainya.
Produk-produk hasil budidaya mikroalga dapat memberikan dampak positif pada lingkungan secara tidak langsung. Hal tersebut dikarenakan perlu adanya proses lanjutnya setelah dilakukan pemanenan hingga terbentuknya produk tertentu. Contoh dari produk-produk mikroalga Spirulina sp. yang dapat berkontribusi dalam perbaikan lingkungan antara lain seperti pupuk, biofuel, dan juga bioetanol. Pupuk yang terbuat dari Spirulina sp. dapat meningkatkan nutrisi di lahan pertanian maupun perkebunan. Dengan adanya biomassa Spirulina sp. yang tinggi asam amino dan kandungan nitrogen, dapat membantu menyuburkan kembali tanah tanpa adanya dampak buruk berkepanjangan. Pupuk berbahan mikroalga ini dapat meningkatkan kualitas air tanah yang ada pada suatu lahan, sehingga semakin meningkat kesuburan suatu lahan tersebut. Sedangkan pemanfaatan mikroalga Spirulina sp. bioetanol ataupun biofuel mampu memberikan kontribusi penurunan emisi sebesar 18% dan tidak bersifat karsinogenik, sehingga aman bagi lingkungan.
Dengan banyaknya dampak positif bagi lingkungan, usaha atau industri mikroalga, terutama Spirulina, dapat menjadi solusi bagi masyarakat maupun pemerintah untuk meningkatkan perekonomian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Usaha atau industri ini dapat menjadi inspirasi anak-anak muda yang ingin menjadi wirausahawan namun tetap peka dengan isu lingkungan di sekitar mereka.
